Thursday, 26 June 2008

Ummi


Moga ummi cepat sembuh...

Moga ummi diberi ketenangan, sabar dan tabah menghadapi ujian ini...

Moga ummi diberkati Allah setiap waktu, setiap saat, setiap ketika....

Maafkan kami tidak dapat menziarah ummi di hospital..

Namun, doa kami akan sentiasa bersama ummi...



Sayang ummi selalu......

Wednesday, 25 June 2008

Sang Murobbi



Mengenang Sang Murobbi


Ribuan langkah kau tapaki

Pelosok negeri kau sambangi

Tanpa kenal lelah jemu

Sampaikan firman Tuhan-mu...

(Izzatul Islam—Sang Murabbi)

(tulisan anak murid Ustaz Rahmat Abdullah)


Sosok itu begitu melekat dalam pikiran saya. Saya mengenalnya hampir 19 tahun. Semenjak saya lahir, sampai kemudian, ia meninggalkan dunia yang nista ini.


Ustadz Rahmat, pernah menjadi guru di SMP saya, SMPIT Iqro’. Ia mengajar pelajaran tafsir qur’an. Dulu, pelajarannya bagi saya tidak terlalu menarik. Karena dulu waktu SMP, jamannya saya lebih suka mantengin mtv ketimbang belajar. Imbasnya, kelakuan saya nggak beda sama remaja kebanyakan. Hapalan qur’an selalu menjadi rutinitas yg negbosenin. Sholat juga jadi hambar. Jilbab, nggak kepingin lebar-lebar. Rasanya, sedada juga udah katro banget...


Astaghfirullah...

Begitulah saya dulu.


Ups, kenapa malah nginget2 seseuatu yg penginnya saya kubur dalam-dalam? (pengennya, ingatan saya yg SMP terhapus. Jadi ingatan saat SD langsung loncat ke SMU)

Tiap pelajaran Ustadz Rahmat, saya ngerasa bosan. Walaupun terkadang ia menceritakan hal2 yg menarik...dan sekarang saya menyesal. Kenapa dulu, di sebuah kesempatan selama dua jam itu, saya tidak berusaha menggali ilmunya yg luas. Padahal, ia punya murid lain yg menanti taushiyahnya, yg tidak akan menyia-nyiakan satu patah katapun yang keluar dari mulutnya, sementara kami—atau saya, lebih banyak nguap di kelasnya.


Pernah, suatu ketika, Ustadz Rahmat marah karena tidak ada satu muridpun di kelas yang sudah menghapal surat Ali Imran ayat 103. Hanya satu ayat saja kami diminta menghapal. Tapi tak ada satupun, kecuali anaknya yg sekelas dengan kami—Thariq. Sebelum ia meluapkan kemarahannya, ia membuka dompet kulitnya warna cokelat. Mengambil selembar uang sepuluh ribu.


“Saya tantang kalian. Saya akan berikan uang ini bagi siapa saja yg sudah hapal!”

Senyap.

Tawaran naik. 20 ribu rupiah.

Senyap pula.

Tambah naik. 50 ribu rupiah.

Masih senyap! Bayangkan, Ustadz Rahmat akan memberikan uang 50 ribu rupiah untuk siapapun yg sudah menghapal surah Ali Imran ayat 103! Tidak semua ayat! Hanya ayat 103! Tapi tak ada yg bergeming! Betapa keterlaluannya kami!


Dengan lemas, dan muka memerah, ia memasukkan uang itu kembali ke dompetnya. Saya lihat, saat itu, wajah Thariq juga memerah. Apakah ayahnya tak pernah terlihat sekecewa ini di rumahnya, sehingga anaknya sendiri takut? Ataukah Thariq marah pada kami karena kami telah membuat marah ayahnya?


Ustadz Rahmat menyandarkan bahunya ke kursi. Saya tahu, ia tengah beristighfar. Dan perasaan bersalah menyusup ke dalam hati saya.

Seberapa susah menghapal satu ayat saja? Kenapa saya lalai? Bukan uang 50 ribu yang saya sesali. Tapi saya menyesali diri saya yang bodoh dan malas. Penawaran Ustadz Rahmat hingga sebesar itu, seperti sebuah tamparan di wajah saya. Secara tidak langsung, Ustadz telah menegur saya—kami semua, betapa malasnya kami hingga perlu diberikan uang 50 ribu hanya untuk satu ayat! Di luar sana, muridnya yang lain tak perlu iming2 uang untuk menghapal qur’an! Murid-muridnya justru mengejar-ngejar dirinya untuk bertemu sebentar, menggali ilmu yg berharga darinya...

Tapi kami...dua jam bersamanya seminggu dua kali dengan kuapan rasa bosan...

Tapi kami, yang orangtua kami adalah sahabat Ustadz Rahmat, tidak menghargainya sama sekali!


Satu ayat dari mulut kami, akan dibeli oleh Ustadz! Bukankah itu tindakan yg kurangajar dari seorang murid?


Tak ada istilah murid kencing berdiri, guru kencing berlari untuk kami. Yang ada, kami kencing berlari, sementara guru kami, yg menjadi inspirasi bagi banyak orang itu, mengejar-ngejar kami agar tidak kencing sembarangan. Kami ibarat anak idiot berumur 14 tahun...


Beberapa menit setelah keheningan menyelimuti kami, Ustadz Rahmat berdiri. Ia mengambil spidol, dan akan menuliskan sesuatu. Beberapa di antara kami bernapas lega. Ustadz Rahmat akan memulai pelajaran. Spidol itu tidak mengeluarakan tinta. Sudah kering. Ustadz menggantinya dengan yg lain. Kering pula. Dan spidol terakhir, nasibnya tidak jauh berbeda.

Sekarang, saatnya menghakimi kelalaian kami dalam merawat barang-barang kebutuhan belajar-mengajar di kelas. Sudah menjadi peraturan bersama, bahwa kami harus rutn mengisi tinta spidol. Tapi lagi2, kami lalai. Padahal, gedung sekolah ini, yayasan sekolah ini, adalah milik guru kami ini, Ustadz Rahmat. Ia yang merintis lembaga ini dari awal. Ia yang mengepalai yayasan ini. Dan ia, merupakan satu-satunya guru yg tidak digaji di sini.

Ustadz Rahmat melempar spidol itu ke meja. Ia tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Ia begitu lembut, dan kali ini, karena kami, ia marah.


“Tak sadarkah kalian, bahwa kalian adalah penerus Ummi dan Abi kalian?” hanya itu yang keluar dari mulutnya. Sebelum ia keluar ruangan, meninggalkan kami dalam lautan rasa bersalah yg selalu datang belakangan...


Thariq, di tempat duduknya, hanya merunduk. Mukanya memerah padam.

***


Kematian itu datang dalam diam.

Ayah saya, saya memanggilnya Abi, belum pulang dari kantor. Saya tengah belajar soal-soal SPMB di ruang kerja. Kemudian, handphone Ummi berdering. Ada telpon dari Abi. Ummi menerima telpon itu. Detik berikutnya, Ummi mengucapkan, “innalillahi...” dan ia menangis deras saat itu juga. Perasaan saya nggak enak. Kalau Ummi langsung menangis, berarti telah terjadi apa-apa pada orang yg begitu dekat dengannya. Saya dan adik-adik bertukar pandang. Apakah saudara kami terkena musibah?


Ummi menutup handphone.

“Kenapa, Mi?” tanya kami semua hampir serempak.

Sesenggukan, dan setelah beberapa saat, Ummi menjawab, “Abi-nya Isda...”

Milla, adik saya yang nomor tiga, yang saat itu masih kelas 1 SMP, segera bereaksi. Isda adalah teman sekelasnya. Dan kami semua tahu, siapa Abi-nya Isda; Ustadz Rahmat Abdullah...


Kami semua terdiam. Ingatan saya, ketika kami SMP, ketika kami membuat jengkel Ustadz Rahmat, kembali lagi...saat ini, di mana saya sudah mengenal makna tarbiyah, di mana saya sudah mengazzamkan dalam diri saya bahwa dakwah adalah jalan kami, penyesalan itu datang lebih berkali-kali lipat. Seperti ada bongkahan batu seberat 1 ton yang berusaha memuatkan dirinya ke bilik-bilik jantung saya. Begitu sesak...


Saya ikut menangis. Menangisi kepergian Ustadz Rahmat yang telah memberikan nama pada saya dan keempat adik saya—ketika kami semua lahir—dengan nama yang indah dan penuh do’a. Saya menangisi kelalaian saya untuk menghabiskan waktu bersamanya, belajar lebih dalam tentang Islam. Saya menangisinya karena kepergiannya, begitu cepat. Kenapa justru di saat saya sadar siapa Ustadz Rahmat sebenarnya. Kenapa justru di saat saya tahu, bahwa ialah yang telah menananm benih-benih azzam di hati para pejuang dakwah hingga dakwah maju seperti saat ini? Kenapa justru saya baru mempelajari profile-nya, bahwa ia, bahkan, SMA saja tidak lulus tapi mampu membeberkan hukum kekekalan massa dan mengaitkannya dengan ayat Qur’an di kelas kami dulu?


Abi pulang tiga puluh menit kemudian setelah menelepon. Matanya memerah. Ia katakan, bahwa ia menangis sepanjang perjalanan. Lalu, kami semua menangis bersama di ruang tamu...

Jam 9 malam, Abi pergi ke rumah Ustadz Rahmat. Hingga besok siang, ia di sana, berkumpul bersama teman-temannya, sesama murid Ustadz Rahmat.


Saya memahami kedukaannya. Ia salah satu assabiqunal awwalun. Ia diasuh langsung oleh Ustadz karena dulu mereka bertetangga. Dari awal mengenal tarbiyah lewat halaqah, Abi tidak pernah berganti murabbi. Ia merasakan asam-manisnya perjuangan dakwah. Merasakan pula bagaimana dulu harus sembunyi-sembunyi ketika liqo’. Murabbinya, hanya satu itu, Ustadz Rahmat. Dan kehilangannya, adalah duka yang lebih dalam seperti saat kehilangan Ayahnya—kakek saya.


Setelah ditinggal pergi Ustadz Madani, yg dulu sering meledek saya, dunia tarbiyah ditinggalkan oleh syekhnya, Ustadz Rahmat...

Orang baik, selalu akan mati cepat...


Tapi, saya yakin, kematian mereka, bukanlah untuk kita ratapi terus-menerus. Hendaknya, rasa kehilangan itu menjadi cambuk buat kita untuk meneruskan perjuangannya. Untuk membuktikan pada dunia, bahwa dakwah must go on, walaupun satu persatu pejuang dakwah telah berpulang ke kampung akhirat...

Hingga kini, saya masih ingat kata-kata Ustadz Rahmat.


“Tak sadarkah kalian, bahwa kalian adalah penerus Ummi dan Abi kalian?”


Pertanyaan itu bergaung dalam relung hati. Pertanyaan itu yang kemudian membawa saya meninggalkan masa SMP yang memalukan. Dan menyadari, bahwa saya, adalah anak yang mendapatkan hidayah secara ‘instan’. Saya adalah anak yang telah tertarbiyah sejak keluar dari rahim Ummi. Pantaskah, saya menolak tongkat estafet yang telah disodorkan oleh orangtua yang hanif? Pantaskah saya menolak satu nikmat yang telah Allah berikan pada saya—berupa hidayah yg menyapa saya?


Rabbi...berikan guru kami tempat yang paling baik di sisiMu. Dan izinkanlah hamba, bertemu kembali dengannya, di syurgaMu—walau mulut ini, rasanya tak pantas memohon itu karena dosa hamba yang berlimpah...


Di ambil dari blog Abdul Hadi Rabudin

Wednesday, 18 June 2008

Promo : LAMBAIAN KAABAH 2008/1429H


LAMBAIAN KAABAH 2008/1429H

Kursus Haji akan dikendalikan oleh Al-fadhil Ustaz Abdul Halim Abdullah (Bsc eng, Australia, B.A Al-Azhar, Mesir) yang dijemput khas dari Malaysia. Beliau merupakan Ahli Muzakarah Kebangsaan Pengkursus Haji dan Umrah Tabung Haji Malaysia serta memiliki pengalaman yang luas dalam mengendalikan Jemaah Haji dan Umrah dari Malaysia

Kursus dibuka kepada umum. Bagi yang berminat menyertai projek Lambaian Kaabah MSM 2008/1429H, diharapkan dapat turut serta sebagai persediaan awal sebelum menunaikan Haji. Taklimat lengkap projek Lambaian Kaabah akan diadakan selepas kursus. Sebarang persoalan boleh diutarakan semasa taklimat.

Utk pendaftaran kursus, email ke muhalim@yahoo. com

Terima kasih

Ukhuwwah - Komen Lalat

Ukhuwwah---

Masihku terbayang-bayang...

Redup mata memancarkan keikhlasan nya,
Menembusi seluruh pelusuk ruang hati,
Menggambarkan kasihnya tidak bertepi,
Menyimpul hati-hati demi dan kernaNya semata..


Ukhuwwah, apa itu ukhuwwah?

Menarik juga kalau ditanyakan soalan ini kepada setiap pengunjung blog ini... pastinya pelbagai jawapan akan diperolehi..

Bagi cik lalat sendiri, mungkin berkongsi pengalaman ini dapat mengingatkan semua mencari jawapannya...

------------------------------------------------------
Ada seorang sahabat yg sudah lama diri ini tidak bersua muka, sayap ini tidak dapat utk terbang sejauh itu, namun, ingatan dan kasih padanya tidak pernah luntur...

seorang sahabat yang terus dan tetap sabar menasihati diri ini, di kala susah, di kala senang, di kala bercelaru, di kala gembira...

Imbasan lalu..

KL, Disember 2002-
P
ernah aku tumpang tidur di rumahnya, saja, nak meluangkan masa bersama sahabatku ini, kami tidur di ruang tamu sahaja, bilik2 di rumah itu sudah penuh ketika itu...

Letih..kerna pada siang harinya kami pergi menunaikan hak diri, usrah yang meminta pengorbanan memandu selama 40 minit itu...

Ketika aku sedang lena memberi peluang badanku berehat, ku dengari bunyi di sebelah ku...

Sahabatku ini sedang mengangkat takbiratul ihram, di kala unggas sedang menyanyi, di kala jiwa-jiwa sedang sedang bermimpi....

Adus, aku terasa di tempelak dengan halus...lantas aku menggagahi diri ke bilik air dan membasahi dengan wudhuk...alangkah bahagianya perasaan ku memperoleh seorang sahabat sepertimu....

KL, Ogos 2005-
Aku dilanda perasaan cemas, tidak pasti mengapa sukar dan gundah perasaan ini... padahal sudah lama aku beristikharah, jahat sungguh si syaitan laknatullah ini, tidak henti-henti mengganggu diri ku...

Berkata sahabatku yang di kasihi itu, usah lah cemas, kan sudah mendapat petunjuk Ilahi? Teruskan lah niat tulus mu itu, Allah sesekali tidak akan menzalimi hambaNya...jika lelaki itu benar untuk mu dunia dan akhirat, pasti Allah akan memudahkan segalanya...

Sejuk hati ku, menambahkan keyakinan di jiwa, Allah pasti membantu...benar, segalanya di mudahkan dengan RahmatNya, aku masih disamping si dia, syukur alhamdulillah ya Rabb...

Kembali Jun 2000-
Aku masih ingat janji setia kami, sebelum berangkat pulang ke tanahair tercinta...

' Jika kiranya engkau melihat diri ini lalai, sudah tidak teguh pada janjinya, mula hanyut dengan hambatan-hambatan dunia - berjanjilah untuk menarik diri ini semula ke jalan perjuangan ini.. jalan kearah keredhaan Ilahi... jangan sesekali melupa kan diri ini.. sama-sama kita tetap bersatu hati'

benarlah janji mu wahai sahabatku, kau kotakan janji mu itu, mencapai aku ketika aku sibuk dengan dunia, mengingatkan aku pada yang Esa, sungguh aku mengingati jasamu sehingga ke akhirat sana....

Wahai sahabatku, aku doakan kau disana di bawah rahmat dan belas kasih Nya, aku doakan kiranya nyawa ini tidak menunggu sehingga kita berjumpa kembali, maka temukanlah hati-hati ini di syurga sana..

Wahai sahabatku...ana uhibbuki fillah, abadan abada...


--------------------------------------------------------
Kini aku melihat, bunga-bunga ukhuwwah mula berputik di bumi Sheffield ini... moga Allah suburi kasih sayang kita dalam mencari keredhaanNya, ameen...

Mu`adh (bin Jabal) (May Allah be pleased with him) reported: Messenger of Allah (PBUH) said, "Allah, the Exalted, has said: `For those who love one another for the sake of My Glory, there will be seats of light (on the Day of Resurrection), and they will be envied by the Prophets and martyrs".
[At-Tirmidhi].


~Aku Zubab hina
18 june 08

Thursday, 12 June 2008

LamBaiaN KaaBaH

Assalamualaikum wbt
Lambaian Kaabah adalah merupakan satu inisiatif Masjlis Syura Muslimun (MSM) UK/Ireland untuk mengumpulkan warga Malaysia di UK/Ireland untuk sama-sama menunaikan fardu Haji ke Baitullah
Pelancaran dan pendaftaran Lambaian Kaabah MSM 2008/1429H beserta dengan Kursus Haji Siri 1 akan diadakan pada 22 Jun 2008.
Nantikan promosi seterusnya, Insya allah

Mas kahwin di Malaysia

NILAI MASKAHWIN SELURUH MALAYSIA

BIL NEGERI

NILAI

CATATAN
ANAK DARA JANDA
A B C A B C
1 JOHOR RM 22.50 RM 22.50
2 MELAKA RM 40.00 RM 40.00
3 NEGERI SEMBILAN
a. Bukan Waris RM 24.00 RM 12.00
b. Ahli Waris RM 48.00 RM 24.00
c. Kerabat Diraja di Wilayah RM 725.00
Datuk Kelana& Kerabat
4 SELANGOR
i. Puteri Sultan RM 2,500.00 RM 625.00
ii. Puteri Raja Muda atau Puteri RM 2,000.00 RM 500.00
kpd Putera Sultan yg bergelar
iii. Puteri Kerabat RM 1,000.00 RM 250.00
iv. Puteri Anak Raja (Waris) RM 550.00 RM 137.50
Puteri Anak Raja (yang lain) RM 300.00 RM 75.00
v. Anak Perempuan org-org besar RM 300.00 RM 75.00
vi. Cucu orang besar RM 200.00 RM 50.00
vii. Orang Kebanyakkan RM 80.00 RM 40.00
5 KUALA LUMPUR RM 80.00 RM 40.00
6 PERAK RM 101.00
7 PULAU PINANG RM 24.00 RM 24.00
8 KEDAH Tidak ditetapkan
9 PERLIS Tidak ditetapkan
10 PAHANG RM 22.50 RM 22.50
11 TERENGGANU Tidak ditetapkan
12 KELANTAN Tidak ditetapkan
13 SABAH RM 100.00 RM 80.00
14 SARAWAK RM 120.00 RM120.00
15 W.P LABUAN RM 80.00 RM 80.00

taken from http://www.islam.gov.my/informasi/nilaimaskahwinnegeri.html

Sunday, 8 June 2008

AFTER HE WAS SENTENCED OF 3 YEARS PRISON

Harun Yahya (turkish islamic author) has been sentenced for three years of jail

ISTANBUL (Reuters) - Controversial Turkish Islamic author Adnan Oktar was sentenced to three years in prison on Friday for creating an illegal organization for personal gain, state-run Anatolian news agency said.

A spokeswoman for his Science Research Foundation (BAV) confirmed to Reuters that Oktar had been sentenced but said the judge was influenced by political and religious pressure groups.

Oktar had been tried with 17 other defendants in an Istanbul court. The verdict and sentence came after a previous trial that began in 2000 after Oktar, along with 50 members of his foundation, was arrested in 1999.

In that court case, Oktar had been charged with using threats for personal benefit and creating an organization with the intent to commit a crime. The charges were dropped but another court picked them up resulting in the latest case.

Oktar planned to appeal the sentence, a BAV spokeswoman said. No further details were immediately available.

Excerpt from http://www.reuters.com/article/artsNews/idUSL0992091620080509

His comments :

Let me state once again that I have no complaints regarding the court. I harbor no resentment or recrimination towards anyone. It is Allah Who caused the court to sign that verdict. Only one thing in the court decision surprised me and gave me pause for thought, which was that we had three female friends. Like my other friends, they had absolutely nothing to do with the allegations. But they were sentenced to three years’ imprisonment each. These were really well brought-up young ladies. That did surprise me. But again I still respect the court, and there is something auspicious in all things.

Read more at his website

May Allah help him....ameen

Thursday, 5 June 2008

No drinking

Saja nak share, ni gamba amik kat tepi laut kat Belfast... Rata-rata rakyat di sana kuat 'agama' ie catholic... katanya church2 penuh dan meriah dgn manusia setiap hari ahad, bukan setakat tu saja, church2 aktif membuka ruang gereja mrk utk kegunaan benefit orang awam i.e. bagi bilik utk student studi, tak kira la agama apa student tu..erm masjid kita bagaimana?

Dunia ni lebih aman dengan manusia yang takutkan Tuhannya...bukan penuh dengan manusia2 yang hanya mahu mengaut keuntungan dunia semata...

Minggu sudah - komen lalat

Minggu ini : Tiada titik temunya ---

Minggu ini, ingin sekali hamba berkongsi sedikit pengisian yang alhamdulillah sempat di timba di rumah sahabat wiken lepas...

Kali ni berkenaan dengan mesej surah Al Kafirun... dimana Allah subhanu wa taala mengirimkan khas buat kita semua..

Surah Al-Kafirun memaparkan ayat yang berulang-ulang, penekanan demi penekanan, penegasan demi penegasan..

Apakah penegasan yang tidak cukup dengan satu ayat sahaja? Dibawa dengan nada tegas, tiada alasan dan yang pasti tiada ragu-ragu nya lagi?

Bismillahirrahman arraheem...

1. Katakanlah," Hai orang-orang kafir !
2. Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah.
3. Dan tiada (pula) kamu menyembah Tuhan yang aku sembah.
4. Dan aku bukan penyembah apa yang biasa kamu sembah.
5. Dan kamu bukanlah penyembah Tuhan yang aku sembah.
6. Bagimu agamamu dan untukku agamaku"


Tiada titik temunya kekafiran dan Islam....

Kafir disana, Islam disini, tiada jambatan atau titian yang menghubungkannya...
Sifat-sifat kekafiran itu jelas dan sifat-sifat Islam itu pun jelas..
Tiada patut bercampur antara keduanya..


So apakah aplikasi nya dalam hidup kita?

Mari kita cermin-cermin kan diri kita...

Adakah kita disana atau disini...

Remember : It can only be one...


~Aku zubab hina ~

20.5.08

-------------------------------------------------------------------------------

Minggu ini : Andaikata ---

Matahari memancar cahayanya..
Angin bertiup sepoi-sepi bahasa..
Bunga tersipu-sipu menyerlahkan kelopaknya..
Burung-burung terbang menari-nari gembira...

Sungguh banyak nikmat Allah pada kita,
Pusing ke sana, Pusing ke sini,
Diatas, dibawah, di tepi, di hadapan,
Sekeliling kita menunjukkan rahmat Allah..

Kengkadang manusia lupa akan segala nikmat yang di hadiahkan Tuhan sekalian alam pada diri ..

Bila sahaja ujian kecil melanda, terus melatah dengan rakusnya.. seakan-akan tidak pernah ada angin lembut menyapa di pipi, seakan-akan tidak pernah titisan kasih Rabb menjenguk diri.. seakan-akan selama ini hanya bala yang menimpa... Terhijab segala nikmat yang pernah dirasai...

Aduhai diri, sedarlah diri, usah terkongkong dengan hawa nafsu yang disemarakkan bisikan syaitan itu..

Ahh... masakan kau tahu apa yang ku lalui..

Cik lalat merenung jauh... melihat ke arah langit yang tiada bertepi, sungguh hebat ciptaan Mu wahai Tuhan ku...

Ada juga yang seolah-olah terperangkap dalam diri masing-masing...katanya jika lah aku ni tak pernah mengambil phD, alangkah bagusnya jika aku menjadi so and so.. kenapa hidup ku susah begini? Atau aah sekiranya aku buat keputusan itu hari tu, tidaklah aku begini...

Kengkadang manusia terperangkap didalam hidup dunianya semata, tidak melihat dari lingkup dunia...

sedangkan bagi kita yang mempunyai iman utk dipegang teguh, yang mempunyai Rabb yang tiada hentinya mengkehendakkan syurga bagi kita,

sayangnya jika visi dan penglihatan masih kotak dunia yg sempit itu... padahal disana infiniti menanti...

Segala yang telah ditakdirkan pada diri adalah yang terbaik, Allah telah menetapkan segalanya, tidak perlu dalam hidup ni ucapan-ucapan ahh, jikalah aku, atau pun if only I , pastilah etc

Sesungguhnya Allah amat sayangkan kita semua, hamba-hambaNya.....

Dari kata-kata kekasih Allah...
Dari Abu Hurairah r.a katanya : Rasulullah s.a.w bersabda:


"Orang mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh allah daripada mukmin yang lemah. Namun keduanya pun sama memperoleh kebaikan.

Berlumbalah unutk memperoleh apa saja yang memberikan kemanfaatan padamu dan mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah merasa lemah.

Jikalau engkau terkena oleh sesuatu musibah, maka janganlah engkau berkata : "Andaikata saya mengerjakan begini, tentu akan menjadi begini dan begitu." tetapi berkatalah:" Ini adalah takdir Allah dan apa-apa saja yang dikehendaki olehNya tentu Dia melaksanakannya, " sebab sesungguhnya ucapan "andaikata" itu membuka pintu godaan syaitan."

(Riwayat Muslim)

~Aku Zubab hina~

Monday, 2 June 2008

BELFAST


Jazakumullahu khairan kepada Akhi Khalid dan zaujah menerima kedatangan dan meraikan kami ke Belfast.

InshaAllah moga kita bertemu kembali dan jemputlah ke teratak kami yang tak seberapa ini di Sheffield.